-->
(sekarang atau tidak pernah)
Ini cerita lanjutan dari
·
How about
You
·
It’s Okey.
That is “masa lalu”. ...
Aku mau jelasin disini ....
Yuri sama Seohyun Kakak adik mereka Cuma mirip bukan
kembar... no twins okey ... Yuri tinggal sama Ayahnya dan Seohyun ama Ibunya
....
Karena Yuri sama Ibunya udah meninggal jadi Ayahnya
yang ambil alih buat jagain Seohyun.. seminggu setelah Yuri meninggal, Ayahnya
ngajak Seohyun ke Paris. Selama disana hubungan mereka ‘agak’ renggang,
Yang flashback itu sebenarnya dalam ingatan Ayahnya
aja,, jadi Ayahnya tuh lg ingetin masa lalunya waktu ngejalanin hubungannya
sama Ibunya Seo dari awal... dan di jelasin deh ke Seo...
“Mwo …”Seohyun sedikit terkejut dengan pertanyaan
Daddy. Bagaimana bisa Daddynya tahu sedangkan mereka baru bertemu hari ini.
Melihat reaksi sepihak Seohyun, Daddy hanya tersenyum
lembut. Yeoja manis di sampingnya bukanlah yeoja yang dari kecil di asuhnya.
Sifat mereka yang sangat berbeda terasa asing meskipun wajah keduanya hampir
sama.
Kalau biasanya, Yuri membalas pertanyaan Daddy,
Seohyun malah diam dan memberikan wajah terkejut. Harusnya yeoja ini tidak perlu
melanjutkan keinginan Harabojinya. Perjodohan. Alasan klasik yang masih sama
dengan kejadiannya yang dulu.
ARA O MAI
Meskipun matahari sudah hampir tegak berdiri tidak
membuat namja berkulit putih ini terganggu dari tidurnya. Beruntung sekali
dirinya kali ini, Nuna dan Oemmanya sedang tidak ada dirumah.
Tapi sepertinya ketenangan dalam tidurnya akan terusik
dengan kedatangan namja yang menampilkan senyum andalannya. Sepertinya mereka
lebih cocok dikatakan saudara kandung di banding hanya sepupu. Memang bukan
evil smirk pemilik namja tidur itu tapi senyuman ini tak kalah mengagumkannya.
“Woah… penyambutan apa ini?”gumam namja itu dengan
nada jail. Terlintas ide jahilnya yang benar-benar ingin di realisasikannya
sekarang juga.
“Changmin Hyung …”suara dari arah pintu membatalkan niat
jahatnya. Di balikan wajahnya dan diberikan tatapan tajam pada maknae nya itu.
“Wae?”keluhnya tajam. Memperlihatkan kekecewaannya karena kesenangannya
terganggu.
“Sudah datang? Kenapa tidak memintaku
menjemputmu?”tanya Minho dengan wajah polos. Dan itu membuat Changmin sedikit
menelan ludah. Sejak kapan maknae di keluarga mereka memiliki wajah polos itu.
Atau mungkin karena dirinya kini sibuk menjelajah dunia sampai tidak tahu.
“Kau kira aku sudah lupa rumahmu. Huh.”balasnya
kemudian. Hilang sudah niat jahilnya pada namja tidur itu. Di langkahkan
kakinya untuk keluar dari ruangan evil itu. Minho hanya terkekeh melihatnya dan
menatap bangga pada namja tidur itu. “Kali ini kau beruntung, Hyung.”katanya
sebelum menutup pintu.
“Dimana Ahjuma dan Ahra Nuna?”tanya Changmin setelah
sampai ruang TV. Tumben sekali rumah Keluarga Cho sunyi sepi. Biasanya akan ada
teriakan Yeoja mungil pada dua namdosaengnya. Atau keluhan dari Cho Ahjuma yang
melihat anaknya masih sibuk dengan gamenya dan malas ke kantor.
“Mereka sedang keluar kota.”balas Minho sambil mencari
siaran tv kesukaannya. Dan mendapat
anggukan paham dari Changmin. Hening. Setelah keduanya sibuk dengan kegiatan
masing-masing. Dilihatnya jam sudah menunjukan 11 KST. “Kau tidak kuliah?”tanya
Changmin setelah puas dengan IPhonenya. “Jangan sering bolos seperti Hyungmu
itu.”
“Arraso.”singkat Minho. Mungkin karena terlalu focus
dengan kegiatannya. Dia mengabaikan Hyungnya itu meskipun hampir setengah tahun
tidak bertemu.
“Kapan Hyungmu bangun?”
“Aniyo. Karna tahu tidak ada orang dirumah jam 3 pagi
dia baru pulang.”
“Apa kau ketakutan sampai menunggunya pulang, hmm?”
“Aniyo. Untuk apa? Aku diberitahu oleh Kim Ahjuma.”
“Oh.”
Keheningan menyelimuti keduanya. Di antara yang lain,
keduanya memang jarang terlihat bersama. Dari situ mungkin keduanya menjadi
canggung dan sulit mengemukakan pendapat satu dan lainnya.
Film favorite Minho telah berakhir beberapa menit yang
lalu. Setelah menjelajahi siaran Tivi yang ada dan tidak menemukan yang
menarik. KLIK. Dimatikan layar itu dan menatap saudara sepupunya. “Hyung…”ucap
Minho ragu.
“Hmm…”
“Apa kau sudah tahu kalau yedosaeng Yuri Nuna sudah
pulang?”tanya Minho sambil menatap lekat pada wajah Changmin. Kemudian
berpikir, setelah lama tak terdengar jawaban dan pertanyaannya belum bisa
menemukan jawabannya. Ia bersuara lagi. “Aku lupa namanya, siapa Hyung?”
“Seohyun …”singkat Changmin mengabaikan pertanyaan
samar Minho.
“Ah itu dia.”balasnya. Minho sedikit menunduk dan
mengecilkan suaranya. “Mungkin karena sulit mengungkapkannya Kyu sedikit stress.”
Bbbukkk .. Lemparan bantal tepat menghantam kepala
Minho… “Appo..” keluhnya sambil menatap mengiba pada namja yang berstatus
hyungnya itu. Baru saja bangun sudah mengibarkan bendera perang padanya.
“Siapa suruh kau menyimpulkan alasan aneh itu.”balas
Kyuhyun dingin.
“Kau sudah bangun?”tanya Changmin menginterupsi
perseturuan dari keduanya. Kyuhyun hanya mengangguk dan segera duduk di sisi
lain tempat keduanya.
“Kau kembali, Tuan Muda Shim. Kenapa tepat sekali
dengan kepulangannya?”sindir Kyuhyun dengan menatap datar namja yang tingginya
lebih 2 cm darinya.
“Apa itu penyambutan untuk sepupumu, Hyung..”tanya
Minho lugu. Changmin hanya menampilkan senyumannya sementara Kyuhyun kembali
dengan tatapan tajamnya. Siap menerkam namdosaengnya itu kalau tidak segera
minta maaf.
“Aku harus ke kampus sekarang.”lanjut Minho
menghindar. Tak mau lagi kena keberutalan Hyungnya itu.
ARA O MAI
“Kenapa mengajak bertemu disini?”tanya Seohyun.
Saat ini keduanya ada di Eurwangni Beach. Salah satu
pantai yang indah milik negeri ginseng. Mereka hanya duduk santai di pinggir
pantai dan menonton para turis domestic atau mancanegara yang menikmati
keindahan Kota Seoul ini.
“Aku merindukanmu. Memang kenapa tempat ini?”jujur
Kyuhyun sambil mengagumi keindahan malaikat di sampingnya. Baginya menatap
wajah yeoja ini sudah menghilangkan beberapa kepenatannya.
“Kau hobi sekali bolos. Aku rasa Ahjussi sudah lelah
mengurusimu.”sindir Seohyun yang tak menggubris kerinduan Kyuhyun padanya.
“Aku tidak perduli.”tegas Kyuhyun. Mendengar itu
Seohyun memalingkan pandangannya pada namja di sampingnya ini. Mata keduanya
beradu. “Lalu apa maumu?”tanya Seohyun yang berhasil keluar dari jeratan tajam
mata hazel milik namja itu.
“Kau belum menerima atau menolak lamaranku. Jadi aku
ingin meminta jawabanmu sekarang.”ucap Kyuhyun. Ada nada memaksa disana dan
Seohyun tahu, namja ini meminta kepastian. Cepat atau lambat dia pun harus
memutuskan apa pilihannya itu.
“Apa masih perlu jawabanku?”keluh Seohyun akhirnya.
“Ne.. apa jawabanmu?”
Hanya angin dan suara ramai di sekitarnya yang
menjawab pertanyaan Kyuhyun. Seohyun mencoba mengabaikan pertanyaan itu.
“Apa seminggu ini aku kurang memberikanmu waktu? Aku
hanya ingin mendengar jawabanmu sebelum aku pergi.”keluhan Kyuhyun yang membuat
Seohyun menatap tepat manic mata Kyuhyun. Mencoba mencari arti pilihan kalimat
yang berhasil keluar dari bibir itu. “Kau mau kemana?”
“Perusahaan akan membuka cabang baru di Jepang. Dan
aku yang menghandlenya. Mungkin aku akan menetap disana. Aku hanya ingin
memastikan kalau aku punya alasan untuk menetap disini. Dan itu karnamu.”
“Aku … “ucapan Seohyun terputus. Sepertinya tak ada
niatan untuk melanjutkannya. Kosong. Di otaknya sudah tak ada rangkaian kata
atau kalimat yang ingin di ucapkannya.
“Aku tidak memaksamu mengatakan iya. Atau ingin
menerima dengan lapang penolakanmu. Aku hanya ingin memastikan bahwa yeoja
tunanganku ini memikirkan keberadaanku. Saat kau mulai mengajakku berteman dari
situ aku berusaha untuk menghilangkan Yuri. Tapi setiap ku coba melepaskannya bayangan
wajahnya selalu mengatakan bahwa dia tetap tinggal disana. Tetap di bagian pertama
semenjak aku melihat dan meyakinkan bahwa dia milikku.”
Ucapan Kyuhyun kali mampu membekukan kinerja tubuh
Seohyun. meskipun tatapan mereka tak bertemu. Seohyun masih bisa merasakan ada
gurat kesedihan dan kehilangan di dalamnya. Ini kedua kalinya Kyuhyun berbicara
serius padanya.
“Aku memang tidak menampik bahwa saat ini aku
menginginkanmu. Membutuhkanmu untuk mengisi kekosongan dirinya, tapi tempatmu
tidak sama dengan Yuri. Kau punya tempat tersendiri yang menyempurnakan bagian
kosong itu. Seo Yuri … dia memang bagian hidupku waktu itu dan masa lalu. Tapi
kau bagian hidupku saat ini dan kedepannya. Jadi apa kau berniat untuk
melanjutkan hubungan kita?”
Setelah kalimatnya selesai, Kyuhyun tetap tak menatap
pada Seohyun. dia hanya menatap burung-burung yang bebas menari di atas laut
sana. Mengatakan padanya, kebebasan itu menyenangkan.
“Maaf… kau pasti tahu alasannya kan.”balas Seohyun.
“Fiuhh…” Kyuhyun menghela napas berat. Dia tak mau
menyamakan yeoja disisinya ini sama dengan masa lalunya. Baginya menunggu
adalah hal yang menjemukan, membuatnya harus menahan emosi.
Tapi sekarang, hanya dengan kenyataan mengatakan
status pertunangan mereka. Dia bisa dengan tenang menjalaninya. Menunggu yeoja
ini siap dan berdampingan dengannya.
Ternyata waktu yang di berikannya juga belum bisa
merubah pandangan yeoja bermata bulat ini tentang sebuah pernikahan. Lalu mau
sampai kapan mereka seperti ini? Kyuhyun bisa saja menunggu selama itu tapi apa
keluarganya bisa??
“Baiklah. Akan ku berikan kau waktu sampai
keberangkatanku. Aku harap kau bisa memutuskannya.”
ARA O MAI
“Cho Kyuhyun imnida.”
“Oppa… kau mau membantuku menggambar?”
“Aniyo. Aku hanya menemanimu bukan membantumu.”
“Wae… kau janji Oppa.”
Kilasan itu masih tetap ada di bayangan Seohyun. Namja
kecil itulah yang merubah pandangannya. Merubah ketakutannya. Sejak kejadian
itu hanya dengan bersamanya, Seohyun yakin semua akan berjalan dengan baik.
Sampai keputusan Kyuhyun mengajaknya bertunangan pun
masih tersimpan rapih di memori otaknya. Hanya dengan namja itu, Seohyun mau
membuka diri.
Tapi ketakutan kegagalan yang di alaminya. Ketakutan
perceraian orang tuanya. Ketakutan kehilangan. Mendominasi hati dan pikirannya
untuk tetap diam dan membiarkan Kyuhyun pergi tanpa sebuah jawaban pasti.
Sejak tiga hari yang lalu, Seohyun hanya diam di
kamar. Terkadang menggoreskan pensil di atas kanvas. Atau memberikan sentuhan
warna dalam designnya.
Tokk … Tok…
“Nona… ada tamu untukmu.”ucap Shin Ahjumma padanya.
Dengan langkah gontai Seohyun berjalan ke arah ruang tamu.
Rumah Seohyun yang sepi itu membuat tiap langkah bisa
terdengar jelas oleh namja itu. dia menatap kagum pada yeoja yang kini berjalan
ke arahnya. Sepertinya Yeoja itu tidak menyadari kehadirannya.
Sampai Seohyun tepat melihat sepatu putih milik
tamunya. Langkahnya berhenti. Kemudian mendongakkan kepalanya. Matanya membulat
dan bibirnya hampir saja terbuka. “Changmin Oppa….”ucapnya terkejut.
“Apa kabar? Lama tidak berjumpa Nona.”sapa Changmin
lembut.
Seulas senyum malaikat itu tersuguhkan dari wajah
manis Seohyun. kejenuhan dan kepenatan sebelumnya bisa tertutupi dengan cepat.
Keduanya larut dalam obrolan simple yang kadang membuahkan tawa, ledekan atau
sindiran.
“Kau akan memakai marga Cho sebentar lagi.”kata
Changmin setelah keduanya terdiam. Senyuman yang tertampil tadi tiba-tiba
hilang dan itu membuat Changmin terdiam. Kali ini dia salah mengambil topic
pembicaraan.
“Tidak… aku tidak bisa menerimanya.”jawab Seohyun
datar dan tegas. Membuat Changmin sedikit terkejut. Seohyun yang melihat itu
tiba-tiba tertawa keras. Inilah yang membuatnya betah di Paris lama. Namja bermarga Shim inilah hanya dengan
ekspresi wajah mampu merubah moodnya. Aneh.
ARA O MAI
Namja berkacamata hitam itu menatap sekelilingnya
dengan perasaan bercampur. Sudah waktu keberangkatannya tapi yeoja yang di
tunggunya belum juga menampakkan diri.
“Ayo ,,, Kyu…”ajak yeoja mungil di depannya. Mengapit
lengan namja itu dan mengajaknya berjalan ke pintu keberangkatan.
“Dosaengmu ini bukan anak kecil Noona… biarkan saja
dia jalan sendiri.”ucap namja lain yang terlihat sibuk merapikan tas putihnya.
“Hyung… kau iri pada Kyu?? Harusnya kau meminta pada
Ahjumma untuk memberimu adik…”ejek namja berambut coklat sebahu.
“Noona.. harusnya yeoja manis sepertimu tak memiliki
namdosaeng seperti mereka.”keluh namja paling tinggi di antara yang lain.
“Aigoo… kau memang pengertian Changmin-ah.”ucap yeoja
manis itu lembut. “Kau saja yah yang jadi dosaengku. Kajja.”
Changmin hanya memeletkan lidahnya pada maknae di
antara mereka. Merasa puas dengan kemenangannya. Dan dibalas dengan cibiran
oleh Minho. “Yakk… Ahra Noona… chakkaman..”teriak
Minho, sadar karena hanya dirinya saja yang masih diam di tempat.
“Ara O Mai… kau pernah mendengar itu Kyu?”tanya Ahra
pada dosaeng kesayangannya itu. Mereka sudah duduk rapih di pesawat. Sealbelt
mereka sudah terpasang dengan benar.
Tak ada tanggapan dari lawannya. Ahra menoleh dan
menatap lembut pada namja disampingnya yang siap memasang headphonenya itu.
“Sekarang atau tidak pernah?”lanjut Ahra setelah
sebelumnya mencegah tangan Kyhyun yang akan memasang headphone itu. Kyuhyun hanya
mengerutkan alisnya. Noonanya ini suka sekali dengan kata-kata mutiara.
“Mungkin kalimat itu simple dan membosankan. Tapi kau
harus tahu. Keputusan Seohyun kali ini benar.”Kyuhyun hanya memandang Ahra
meminta penuturan lanjut dari yeoja yang berada di posisi pertama hidupnya.
“Dia tidak menjawab sekarang itu karena ada suatu
kepastian yang di carinya. Setelah dia mendapatkannya aku yakin dia tidak akan
pernah meninggalkanmu selamanya.”cerita Ahra. Kyuhyun hanya diam dan sedikir
tersenyum.
“Kau kira aku anak kecil berusia 5 tahun.”tanya
Kyuhyun. Ahra hanya diam. “Ara O Mai kan? Siapun tahu maksudnya. Keputusan yang
kau pilih akan menimbulkan dua arti itu bukan. Jika kau memilih Ara itu berarti
keputusanmu Atau diam seperti yeoja itu. itu berarti Maikan? -Tidak pernah sama
sekali-. Tidak ada keputuPilsan.”
Ahra hanya tersenyum simpul. Ternyata karangan
ceritanya yang dulu mempan pada namdosaengnya kini sudah tak bisa lagi
digunakan. Yeoja itu diam dan kembali dengan pandangan kagumnya pada awan-awan
di luar jendelannya.
Two years later….
“Jadi ini wajah namja yang sudah takluk pada seorang
yeoja, hmmm..”sindir namja yang kini rambutnya di cat warna coklat.
“Kapan kau kembali dari Jepang?”tanya lawannya yang
sibuk dengan seorang bayi di gendongannya.
“Baru saja.”singkatnya. Namja itu sedikit kagum.
Sepupunya yang tak dekat sekalipun pada namdosaengnya. namja yang sering
membolos sekolah atau kerja. Kini bisa menggendong bayi mungil berumur 5 bulan.
“Lalu siapa nama keponakanku ini?”lanjutnya dan
berusaha mengambil bayi mungil itu dari tangan Appanya.
“Cho Jae Hyun…..”ucap Kyuhyun malas.
“Changmin Oppa.”suara seorang yeoja memotong ucapan
namja itu. Setelah kesenangannya terganggu kini perasaannya mulai terganggu.
Suara yeoja yang tak lain adalah istrinya itu memanggil namja lain dengan suara
manja dan senyuman kebanggaannya.
“Kapan Oppa kembali?”tanya Seohyun lembut pada
Changmin. Mengabaikan tatapan tajam milik suaminya itu. Terlihat keluarga kecil
yang bahagia. Changmin yang menggendong Jae Hyun dan memandang kagum pada
Seohyun dan tatapan Seohyun yang lembut.
“Aisshh… nikmati saja keakraban kalian.”keluh Kyuhyun
yang berjalan ke arah pintu.
“Seharusnya kau tak usah mengejarnya Seo-ya. Namja itu
terlalu pencemburu.”ejek Changmin sebelum Kyuhyun membuka pintu ruangan itu
“Harusnya kau tak usah menggoda yeoja yang statusnya
‘istri; dari sepupumu sendiri, Changmin-ah. Apa bayi itu tidak membuktikan
bahwa yeoja itu sudah takluk padaku?”balas Kyuhyun dengan seringainya.
“Yak Oppa… bukannya kau yang memasang wajah memelas
waktu itu. aish… memalukan.”sindir Seohyun tak terima dengan pernyataan
terakhir dari suaminya itu.
Bukannya merasa tersindir Kyuhyun malah memberikan
evil smirknya. Kemudian kembali berjalan ke arah Seohyun. Menatap tajam dengan pandangan yang mempunyai
maksud tersembunyi.
Seohyun malah merasa merinding dan berusaha untuk
mundur. Sayangnya, tangannya masih di pegang erat oleh tangan bayinya itu.
sepertinya putranya itu membantu sang Appa melancarkan misinya.
“Akhh,, benarkah?? Jadi kalau aku memberikan wajah
memelas itu lagi kau akan memberikan dosaeng pada Jae Hyun.”seringai Kyuhyun
yang kini sudah berada di depan Seohyun. “Changmin-ah… bisakah kau menjaga
putraku itu sebentar. Sepertinya Oemmanya perlu diberikan sedikit pengajaran.”
“Baiklah…”balas Changmin sambil berjalan keluar. “Jae
Hyun… sebentar lagi kau akan memiliki dosaeng. Apa kau senang?”lanjutnya. Jae Hyun
tidak tahu apa-apa malah menggapai-gapai wajah Changmin yang baru saja
dilihatnya. “Ahjussi… kau siapa?? Tampan.
Tapi Appa lebih tampan.”
“Oppa.. kenapa menyuruh Jae hyun keluar?? Dia harus di
beri susu dulu.”
Interupsi Seohyun hanya dibalas senyuman lembut
Kyuhyun. Hal itu malah membuat Seohyun semakin takut. Hal yang lembut yang
Kyuhyun lakukan akan membuat hal tidak terduga terjadi. Itu terbukti dengan
adanya Jae Hyun di dunia ini. “Aku juga ingin kau beri susu, yeobo.”balas
Kyuhyun dengan menampilkan aegyonya.
Aneh. Satu kata itu bisa membuktikan bahwa aegyo yang
di tunjukkan Kyuhyun sia-sia.“Ishh… menjijikan. Ka. Aku ingin mandi dulu.”
Dengan sekuat tenaga Seohyun mendorong tubuh Kyuhyun. Seperti
mendorong sebongkah batu besar. Dorongan itu malah membuat Kyuhyun semakin
mempersempit jarak mereka. “Bagaimana
kalau mandi bersama.”ucap Kyuhyun sambil meraih Seohyun ke dalam pelukannya. Dan
menggendong Seohyun menuju kamar mandi.
“Oppa apa yang kau lakukan? Lepaskan. Jae Hyun tolong
OEmma.”jerit Seohyun. Kaki dan tangannya bergerak berusaha mencari pegangan
untuk menghalangi aksi mesum suaminya itu.
Nihil… pintu bercat coklat itu tertutup rapat. Menandakan
kesibukan dua orang di dalamnya.
ARA O MAI
“Sejak kapan kau tahu maksudnya Tuan Cho??? Tapi kau kurang tepat.
Putuskan hubunganmu sekarang juga atau tidak pernah selamanya.”ucap seorang
dengan mantel coklat di tubuhnya dan kaca mata hitam yang bertengger manis di
hidung mancungnya. Dia berdiri tegak di samping bangku kosong Kyuhyun. Sesaat
kemudian mendudukan tubuhnya tepat di bangku itu.
“Mwoo? Pernyataan aneh.”namja itu malah terkejut dan melongo melihat
kehadiran yeoja yang sudah ada di sampingnya. Tanpa membuka kacamatapun namja
itu jelas tahu yeoja itu siapa?
Setelah persiapannya selesai. Yeoja itu sedikit melirik namja bermata
hazel itu. menyunggingkan senyumannya. “Itu kan ucapanku Dengan Ahra Oenni. Kau
saja yang dulu mengintrupsi.”balas Yeoja bermarga Seo itu lembut. Sambil
memutar kembali memori kenangan mereka.
“Jadi itu alasanmu diam dan tak menghubungiku?”balas sang namja yang
setelah mengumpulkan semua nyawanya. Dia menatap lembut yeoja itu dan
mengabaikan yeoja mungil di sisinya. Sepertinya pemandangan indah sudah
menunggunya.
“Hmm… mana mungkin aku mengabaikan evil-ku ini. Aku memilih Mai… Oppa..
bagaimana kalau anak kita nanti kita beri nama Mai..”yeoja berpipi chubby itu
mengemukakan pendapatnya dan mengabaikan tatapan tajam namja yang masih
berstatus tunangannya itu.
“Mwo… aniyo.. anak kita harus namja… arraso.”tolak Namja itu tegas. Dan mendapat
tatapan dingin yeoja bernama Seo Joo Hyun. “Ara… ara… akan ku usulkan nama itu
untuk Nuna, Changmin atau Minho saja, ne?”
“Aishh… menyebalkan.”keluh Seohyun,
“Gomawo.”potong Kyuhyun. “Gomawo telah mewarnai masa kecilku. Gomawo karena
dirimu aku mengenal Yuri, memberikanku kesempatan mengisi sisa hidupnya. Mianhae
karena itu aku melupakanmu. Jeongmal mianhae Seo, membuatmu meragukan
keputusanku.”
“Aku tahu…”balas Seohyun dengan evil smile miliknya.
“Mwo…! Aish..”keluh Kyuhyun tak percaya. Rangkaian kata yang disusunnya
hilang dengan dua kata dari mulut yeojanya.
“Saranghae, Cho Kyu Hyun..”teriak Seohyun keras.
“Na do Saranghae, Cho Joo Hyun…”balas Kyuhyun tak kalah keras.
END
Gimana? Masih aneh? Mianhae… ini yang bisa ku buat…
Ceritanya, sebelum ketemu Yuri, Seo unni udah kenal
sama Kyu Oppa. Mereka malah udah agak deket. Ya karena suatu alasan mereka terpisah. Dan Kyu
mikir Yuri itu Seo… anak kecilkan biasanya suka apal muka doing lupa nama.. dan
terjadilah pada mereka…
0 komentar:
Posting Komentar