Sabtu, 10 November 2012

Seokyu {series} ,,, Ara O MAi


-->
(sekarang atau tidak pernah)


Ini cerita lanjutan dari

·         How about You
·         It’s Okey. That is “masa lalu”. ...

Aku mau jelasin disini ....
Yuri sama Seohyun Kakak adik mereka Cuma mirip bukan kembar... no twins okey ... Yuri tinggal sama Ayahnya dan Seohyun ama Ibunya ....

Karena Yuri sama Ibunya udah meninggal jadi Ayahnya yang ambil alih buat jagain Seohyun.. seminggu setelah Yuri meninggal, Ayahnya ngajak Seohyun ke Paris. Selama disana hubungan mereka ‘agak’ renggang,

Yang flashback itu sebenarnya dalam ingatan Ayahnya aja,, jadi Ayahnya tuh lg ingetin masa lalunya waktu ngejalanin hubungannya sama Ibunya Seo dari awal... dan di jelasin deh ke Seo...

ARA O MAI

“Mwo …”Seohyun sedikit terkejut dengan pertanyaan Daddy. Bagaimana bisa Daddynya tahu sedangkan  mereka baru bertemu hari ini.

Melihat reaksi sepihak Seohyun, Daddy hanya tersenyum lembut. Yeoja manis di sampingnya bukanlah yeoja yang dari kecil di asuhnya. Sifat mereka yang sangat berbeda terasa asing meskipun wajah keduanya hampir sama.

Kalau biasanya, Yuri membalas pertanyaan Daddy, Seohyun malah diam dan memberikan wajah terkejut. Harusnya yeoja ini tidak perlu melanjutkan keinginan Harabojinya. Perjodohan. Alasan klasik yang masih sama dengan kejadiannya yang dulu.
                                                                                                                   
ARA O MAI

Meskipun matahari sudah hampir tegak berdiri tidak membuat namja berkulit putih ini terganggu dari tidurnya. Beruntung sekali dirinya kali ini, Nuna dan Oemmanya sedang tidak ada dirumah.

Tapi sepertinya ketenangan dalam tidurnya akan terusik dengan kedatangan namja yang menampilkan senyum andalannya. Sepertinya mereka lebih cocok dikatakan saudara kandung di banding hanya sepupu. Memang bukan evil smirk pemilik namja tidur itu tapi senyuman ini tak kalah mengagumkannya.

“Woah… penyambutan apa ini?”gumam namja itu dengan nada jail. Terlintas ide jahilnya yang benar-benar ingin di realisasikannya sekarang juga.

“Changmin Hyung …”suara dari arah pintu membatalkan niat jahatnya. Di balikan wajahnya dan diberikan tatapan tajam pada maknae nya itu. “Wae?”keluhnya tajam. Memperlihatkan kekecewaannya karena kesenangannya terganggu.

“Sudah datang? Kenapa tidak memintaku menjemputmu?”tanya Minho dengan wajah polos. Dan itu membuat Changmin sedikit menelan ludah. Sejak kapan maknae di keluarga mereka memiliki wajah polos itu. Atau mungkin karena dirinya kini sibuk menjelajah dunia sampai tidak tahu.

“Kau kira aku sudah lupa rumahmu. Huh.”balasnya kemudian. Hilang sudah niat jahilnya pada namja tidur itu. Di langkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan evil itu. Minho hanya terkekeh melihatnya dan menatap bangga pada namja tidur itu. “Kali ini kau beruntung, Hyung.”katanya sebelum menutup pintu.

“Dimana Ahjuma dan Ahra Nuna?”tanya Changmin setelah sampai ruang TV. Tumben sekali rumah Keluarga Cho sunyi sepi. Biasanya akan ada teriakan Yeoja mungil pada dua namdosaengnya. Atau keluhan dari Cho Ahjuma yang melihat anaknya masih sibuk dengan gamenya dan malas ke kantor.

“Mereka sedang keluar kota.”balas Minho sambil mencari siaran tv kesukaannya.  Dan mendapat anggukan paham dari Changmin. Hening. Setelah keduanya sibuk dengan kegiatan masing-masing. Dilihatnya jam sudah menunjukan 11 KST. “Kau tidak kuliah?”tanya Changmin setelah puas dengan IPhonenya. “Jangan sering bolos seperti Hyungmu itu.”

“Arraso.”singkat Minho. Mungkin karena terlalu focus dengan kegiatannya. Dia mengabaikan Hyungnya itu meskipun hampir setengah tahun tidak bertemu.

“Kapan Hyungmu bangun?”

“Aniyo. Karna tahu tidak ada orang dirumah jam 3 pagi dia baru pulang.”

“Apa kau ketakutan sampai menunggunya pulang, hmm?”

“Aniyo. Untuk apa? Aku diberitahu oleh Kim Ahjuma.”

“Oh.”

Keheningan menyelimuti keduanya. Di antara yang lain, keduanya memang jarang terlihat bersama. Dari situ mungkin keduanya menjadi canggung dan sulit mengemukakan pendapat satu dan lainnya.

Film favorite Minho telah berakhir beberapa menit yang lalu. Setelah menjelajahi siaran Tivi yang ada dan tidak menemukan yang menarik. KLIK. Dimatikan layar itu dan menatap saudara sepupunya. “Hyung…”ucap Minho ragu.

“Hmm…”

“Apa kau sudah tahu kalau yedosaeng Yuri Nuna sudah pulang?”tanya Minho sambil menatap lekat pada wajah Changmin. Kemudian berpikir, setelah lama tak terdengar jawaban dan pertanyaannya belum bisa menemukan jawabannya. Ia bersuara lagi. “Aku lupa namanya, siapa Hyung?”

“Seohyun …”singkat Changmin mengabaikan pertanyaan samar Minho.

“Ah itu dia.”balasnya. Minho sedikit menunduk dan mengecilkan suaranya. “Mungkin karena sulit mengungkapkannya Kyu sedikit stress.”

Bbbukkk .. Lemparan bantal tepat menghantam kepala Minho… “Appo..” keluhnya sambil menatap mengiba pada namja yang berstatus hyungnya itu. Baru saja bangun sudah mengibarkan bendera perang padanya.

“Siapa suruh kau menyimpulkan alasan aneh itu.”balas Kyuhyun dingin.

“Kau sudah bangun?”tanya Changmin menginterupsi perseturuan dari keduanya. Kyuhyun hanya mengangguk dan segera duduk di sisi lain tempat keduanya.

“Kau kembali, Tuan Muda Shim. Kenapa tepat sekali dengan kepulangannya?”sindir Kyuhyun dengan menatap datar namja yang tingginya lebih 2 cm darinya.

“Apa itu penyambutan untuk sepupumu, Hyung..”tanya Minho lugu. Changmin hanya menampilkan senyumannya sementara Kyuhyun kembali dengan tatapan tajamnya. Siap menerkam namdosaengnya itu kalau tidak segera minta maaf.

“Aku harus ke kampus sekarang.”lanjut Minho menghindar. Tak mau lagi kena keberutalan Hyungnya itu.

ARA O MAI

“Kenapa mengajak bertemu disini?”tanya Seohyun.

Saat ini keduanya ada di Eurwangni Beach. Salah satu pantai yang indah milik negeri ginseng. Mereka hanya duduk santai di pinggir pantai dan menonton para turis domestic atau mancanegara yang menikmati keindahan Kota Seoul ini.

“Aku merindukanmu. Memang kenapa tempat ini?”jujur Kyuhyun sambil mengagumi keindahan malaikat di sampingnya. Baginya menatap wajah yeoja ini sudah menghilangkan beberapa kepenatannya.

“Kau hobi sekali bolos. Aku rasa Ahjussi sudah lelah mengurusimu.”sindir Seohyun yang tak menggubris kerinduan Kyuhyun padanya.

“Aku tidak perduli.”tegas Kyuhyun. Mendengar itu Seohyun memalingkan pandangannya pada namja di sampingnya ini. Mata keduanya beradu. “Lalu apa maumu?”tanya Seohyun yang berhasil keluar dari jeratan tajam mata hazel milik namja itu.

“Kau belum menerima atau menolak lamaranku. Jadi aku ingin meminta jawabanmu sekarang.”ucap Kyuhyun. Ada nada memaksa disana dan Seohyun tahu, namja ini meminta kepastian. Cepat atau lambat dia pun harus memutuskan apa pilihannya itu.

“Apa masih perlu jawabanku?”keluh Seohyun akhirnya.

“Ne.. apa jawabanmu?”

Hanya angin dan suara ramai di sekitarnya yang menjawab pertanyaan Kyuhyun. Seohyun mencoba mengabaikan pertanyaan itu.

“Apa seminggu ini aku kurang memberikanmu waktu? Aku hanya ingin mendengar jawabanmu sebelum aku pergi.”keluhan Kyuhyun yang membuat Seohyun menatap tepat manic mata Kyuhyun. Mencoba mencari arti pilihan kalimat yang berhasil keluar dari bibir itu. “Kau mau kemana?”

“Perusahaan akan membuka cabang baru di Jepang. Dan aku yang menghandlenya. Mungkin aku akan menetap disana. Aku hanya ingin memastikan kalau aku punya alasan untuk menetap disini. Dan itu karnamu.”

“Aku … “ucapan Seohyun terputus. Sepertinya tak ada niatan untuk melanjutkannya. Kosong. Di otaknya sudah tak ada rangkaian kata atau kalimat yang ingin di ucapkannya.

“Aku tidak memaksamu mengatakan iya. Atau ingin menerima dengan lapang penolakanmu. Aku hanya ingin memastikan bahwa yeoja tunanganku ini memikirkan keberadaanku. Saat kau mulai mengajakku berteman dari situ aku berusaha untuk menghilangkan Yuri. Tapi setiap ku coba melepaskannya bayangan wajahnya selalu mengatakan bahwa dia tetap tinggal disana. Tetap di bagian pertama semenjak aku melihat dan meyakinkan bahwa dia milikku.”

Ucapan Kyuhyun kali mampu membekukan kinerja tubuh Seohyun. meskipun tatapan mereka tak bertemu. Seohyun masih bisa merasakan ada gurat kesedihan dan kehilangan di dalamnya. Ini kedua kalinya Kyuhyun berbicara serius padanya.

“Aku memang tidak menampik bahwa saat ini aku menginginkanmu. Membutuhkanmu untuk mengisi kekosongan dirinya, tapi tempatmu tidak sama dengan Yuri. Kau punya tempat tersendiri yang menyempurnakan bagian kosong itu. Seo Yuri … dia memang bagian hidupku waktu itu dan masa lalu. Tapi kau bagian hidupku saat ini dan kedepannya. Jadi apa kau berniat untuk melanjutkan hubungan kita?”

Setelah kalimatnya selesai, Kyuhyun tetap tak menatap pada Seohyun. dia hanya menatap burung-burung yang bebas menari di atas laut sana. Mengatakan padanya, kebebasan itu menyenangkan.

“Maaf… kau pasti tahu alasannya kan.”balas Seohyun.

“Fiuhh…” Kyuhyun menghela napas berat. Dia tak mau menyamakan yeoja disisinya ini sama dengan masa lalunya. Baginya menunggu adalah hal yang menjemukan, membuatnya harus menahan emosi.

Tapi sekarang, hanya dengan kenyataan mengatakan status pertunangan mereka. Dia bisa dengan tenang menjalaninya. Menunggu yeoja ini siap dan berdampingan dengannya.

Ternyata waktu yang di berikannya juga belum bisa merubah pandangan yeoja bermata bulat ini tentang sebuah pernikahan. Lalu mau sampai kapan mereka seperti ini? Kyuhyun bisa saja menunggu selama itu tapi apa keluarganya bisa??

“Baiklah. Akan ku berikan kau waktu sampai keberangkatanku. Aku harap kau bisa memutuskannya.”

ARA O MAI

“Cho Kyuhyun imnida.”

“Oppa… kau mau membantuku menggambar?”

“Aniyo. Aku hanya menemanimu bukan membantumu.”

“Wae… kau janji Oppa.”

Kilasan itu masih tetap ada di bayangan Seohyun. Namja kecil itulah yang merubah pandangannya. Merubah ketakutannya. Sejak kejadian itu hanya dengan bersamanya, Seohyun yakin semua akan berjalan dengan baik.

Sampai keputusan Kyuhyun mengajaknya bertunangan pun masih tersimpan rapih di memori otaknya. Hanya dengan namja itu, Seohyun mau membuka diri.

Tapi ketakutan kegagalan yang di alaminya. Ketakutan perceraian orang tuanya. Ketakutan kehilangan. Mendominasi hati dan pikirannya untuk tetap diam dan membiarkan Kyuhyun pergi tanpa sebuah jawaban pasti.


Sejak tiga hari yang lalu, Seohyun hanya diam di kamar. Terkadang menggoreskan pensil di atas kanvas. Atau memberikan sentuhan warna dalam designnya.

            Tokk … Tok…

“Nona… ada tamu untukmu.”ucap Shin Ahjumma padanya. Dengan langkah gontai Seohyun berjalan ke arah ruang tamu.

Rumah Seohyun yang sepi itu membuat tiap langkah bisa terdengar jelas oleh namja itu. dia menatap kagum pada yeoja yang kini berjalan ke arahnya. Sepertinya Yeoja itu tidak menyadari kehadirannya.

Sampai Seohyun tepat melihat sepatu putih milik tamunya. Langkahnya berhenti. Kemudian mendongakkan kepalanya. Matanya membulat dan bibirnya hampir saja terbuka. “Changmin Oppa….”ucapnya terkejut.

“Apa kabar? Lama tidak berjumpa Nona.”sapa Changmin lembut.

Seulas senyum malaikat itu tersuguhkan dari wajah manis Seohyun. kejenuhan dan kepenatan sebelumnya bisa tertutupi dengan cepat. Keduanya larut dalam obrolan simple yang kadang membuahkan tawa, ledekan atau sindiran.

“Kau akan memakai marga Cho sebentar lagi.”kata Changmin setelah keduanya terdiam. Senyuman yang tertampil tadi tiba-tiba hilang dan itu membuat Changmin terdiam. Kali ini dia salah mengambil topic pembicaraan.

“Tidak… aku tidak bisa menerimanya.”jawab Seohyun datar dan tegas. Membuat Changmin sedikit terkejut. Seohyun yang melihat itu tiba-tiba tertawa keras. Inilah yang membuatnya betah di Paris lama.  Namja bermarga Shim inilah hanya dengan ekspresi wajah mampu merubah moodnya. Aneh.

ARA O MAI

Namja berkacamata hitam itu menatap sekelilingnya dengan perasaan bercampur. Sudah waktu keberangkatannya tapi yeoja yang di tunggunya belum juga menampakkan diri.

“Ayo ,,, Kyu…”ajak yeoja mungil di depannya. Mengapit lengan namja itu dan mengajaknya berjalan ke pintu keberangkatan.

“Dosaengmu ini bukan anak kecil Noona… biarkan saja dia jalan sendiri.”ucap namja lain yang terlihat sibuk merapikan tas putihnya.

“Hyung… kau iri pada Kyu?? Harusnya kau meminta pada Ahjumma untuk memberimu adik…”ejek namja berambut coklat sebahu.

“Noona.. harusnya yeoja manis sepertimu tak memiliki namdosaeng seperti mereka.”keluh namja paling tinggi di antara  yang lain.

“Aigoo… kau memang pengertian Changmin-ah.”ucap yeoja manis itu lembut. “Kau saja yah yang jadi dosaengku. Kajja.”

Changmin hanya memeletkan lidahnya pada maknae di antara mereka. Merasa puas dengan kemenangannya. Dan dibalas dengan cibiran oleh Minho.  “Yakk… Ahra Noona… chakkaman..”teriak Minho, sadar karena hanya dirinya saja yang masih diam di tempat.


“Ara O Mai… kau pernah mendengar itu Kyu?”tanya Ahra pada dosaeng kesayangannya itu. Mereka sudah duduk rapih di pesawat. Sealbelt mereka sudah terpasang dengan benar.

Tak ada tanggapan dari lawannya. Ahra menoleh dan menatap lembut pada namja disampingnya yang siap memasang headphonenya itu.

“Sekarang atau tidak pernah?”lanjut Ahra setelah sebelumnya mencegah tangan Kyhyun yang akan memasang headphone itu. Kyuhyun hanya mengerutkan alisnya. Noonanya ini suka sekali dengan kata-kata mutiara.

“Mungkin kalimat itu simple dan membosankan. Tapi kau harus tahu. Keputusan Seohyun kali ini benar.”Kyuhyun hanya memandang Ahra meminta penuturan lanjut dari yeoja yang berada di posisi pertama hidupnya.

“Dia tidak menjawab sekarang itu karena ada suatu kepastian yang di carinya. Setelah dia mendapatkannya aku yakin dia tidak akan pernah meninggalkanmu selamanya.”cerita Ahra. Kyuhyun hanya diam dan sedikir tersenyum.

“Kau kira aku anak kecil berusia 5 tahun.”tanya Kyuhyun. Ahra hanya diam. “Ara O Mai kan? Siapun tahu maksudnya. Keputusan yang kau pilih akan menimbulkan dua arti itu bukan. Jika kau memilih Ara itu berarti keputusanmu Atau diam seperti yeoja itu. itu berarti Maikan? -Tidak pernah sama sekali-. Tidak ada keputuPilsan.”

Ahra hanya tersenyum simpul. Ternyata karangan ceritanya yang dulu mempan pada namdosaengnya kini sudah tak bisa lagi digunakan. Yeoja itu diam dan kembali dengan pandangan kagumnya pada awan-awan di luar jendelannya.

Two years later….
“Jadi ini wajah namja yang sudah takluk pada seorang yeoja, hmmm..”sindir namja yang kini rambutnya di cat warna coklat.

“Kapan kau kembali dari Jepang?”tanya lawannya yang sibuk dengan seorang bayi di gendongannya.

“Baru saja.”singkatnya. Namja itu sedikit kagum. Sepupunya yang tak dekat sekalipun pada namdosaengnya. namja yang sering membolos sekolah atau kerja. Kini bisa menggendong bayi mungil berumur 5 bulan.

“Lalu siapa nama keponakanku ini?”lanjutnya dan berusaha mengambil bayi mungil itu dari tangan Appanya.

“Cho Jae Hyun…..”ucap Kyuhyun malas.

“Changmin Oppa.”suara seorang yeoja memotong ucapan namja itu. Setelah kesenangannya terganggu kini perasaannya mulai terganggu. Suara yeoja yang tak lain adalah istrinya itu memanggil namja lain dengan suara manja dan senyuman kebanggaannya.

“Kapan Oppa kembali?”tanya Seohyun lembut pada Changmin. Mengabaikan tatapan tajam milik suaminya itu. Terlihat keluarga kecil yang bahagia. Changmin yang menggendong Jae Hyun dan memandang kagum pada Seohyun dan tatapan Seohyun yang lembut.

“Aisshh… nikmati saja keakraban kalian.”keluh Kyuhyun yang berjalan ke arah pintu.

“Seharusnya kau tak usah mengejarnya Seo-ya. Namja itu terlalu pencemburu.”ejek Changmin sebelum Kyuhyun membuka pintu ruangan itu

“Harusnya kau tak usah menggoda yeoja yang statusnya ‘istri; dari sepupumu sendiri, Changmin-ah. Apa bayi itu tidak membuktikan bahwa yeoja itu sudah takluk padaku?”balas Kyuhyun dengan seringainya.

“Yak Oppa… bukannya kau yang memasang wajah memelas waktu itu. aish… memalukan.”sindir Seohyun tak terima dengan pernyataan terakhir dari suaminya itu.

Bukannya merasa tersindir Kyuhyun malah memberikan evil smirknya. Kemudian kembali berjalan ke arah Seohyun.  Menatap tajam dengan pandangan yang mempunyai maksud tersembunyi.

Seohyun malah merasa merinding dan berusaha untuk mundur. Sayangnya, tangannya masih di pegang erat oleh tangan bayinya itu. sepertinya putranya itu membantu sang Appa melancarkan misinya.

“Akhh,, benarkah?? Jadi kalau aku memberikan wajah memelas itu lagi kau akan memberikan dosaeng pada Jae Hyun.”seringai Kyuhyun yang kini sudah berada di depan Seohyun. “Changmin-ah… bisakah kau menjaga putraku itu sebentar. Sepertinya Oemmanya perlu diberikan sedikit pengajaran.”

“Baiklah…”balas Changmin sambil berjalan keluar. “Jae Hyun… sebentar lagi kau akan memiliki dosaeng. Apa kau senang?”lanjutnya. Jae Hyun tidak tahu apa-apa malah menggapai-gapai wajah Changmin yang baru saja dilihatnya. “Ahjussi… kau siapa?? Tampan. Tapi Appa lebih tampan.”

“Oppa.. kenapa menyuruh Jae hyun keluar?? Dia harus di beri susu dulu.”

Interupsi Seohyun hanya dibalas senyuman lembut Kyuhyun. Hal itu malah membuat Seohyun semakin takut. Hal yang lembut yang Kyuhyun lakukan akan membuat hal tidak terduga terjadi. Itu terbukti dengan adanya Jae Hyun di dunia ini. “Aku juga ingin kau beri susu, yeobo.”balas Kyuhyun dengan menampilkan aegyonya.

Aneh. Satu kata itu bisa membuktikan bahwa aegyo yang di tunjukkan Kyuhyun sia-sia.“Ishh… menjijikan. Ka. Aku ingin mandi dulu.”

Dengan sekuat tenaga Seohyun mendorong tubuh Kyuhyun. Seperti mendorong sebongkah batu besar. Dorongan itu malah membuat Kyuhyun semakin mempersempit  jarak mereka. “Bagaimana kalau mandi bersama.”ucap Kyuhyun sambil meraih Seohyun ke dalam pelukannya. Dan menggendong Seohyun menuju kamar mandi.

“Oppa apa yang kau lakukan? Lepaskan. Jae Hyun tolong OEmma.”jerit Seohyun. Kaki dan tangannya bergerak berusaha mencari pegangan untuk menghalangi aksi mesum suaminya itu.

Nihil… pintu bercat coklat itu tertutup rapat. Menandakan kesibukan dua orang di dalamnya.

ARA O MAI

“Sejak kapan kau tahu maksudnya Tuan Cho??? Tapi kau kurang tepat. Putuskan hubunganmu sekarang juga atau tidak pernah selamanya.”ucap seorang dengan mantel coklat di tubuhnya dan kaca mata hitam yang bertengger manis di hidung mancungnya. Dia berdiri tegak di samping bangku kosong Kyuhyun. Sesaat kemudian mendudukan tubuhnya tepat di bangku itu.

“Mwoo? Pernyataan aneh.”namja itu malah terkejut dan melongo melihat kehadiran yeoja yang sudah ada di sampingnya. Tanpa membuka kacamatapun namja itu jelas tahu yeoja itu siapa?

Setelah persiapannya selesai. Yeoja itu sedikit melirik namja bermata hazel itu. menyunggingkan senyumannya. “Itu kan ucapanku Dengan Ahra Oenni. Kau saja yang dulu mengintrupsi.”balas Yeoja bermarga Seo itu lembut. Sambil memutar kembali memori kenangan mereka.

“Jadi itu alasanmu diam dan tak menghubungiku?”balas sang namja yang setelah mengumpulkan semua nyawanya. Dia menatap lembut yeoja itu dan mengabaikan yeoja mungil di sisinya. Sepertinya pemandangan indah sudah menunggunya.

“Hmm… mana mungkin aku mengabaikan evil-ku ini. Aku memilih Mai… Oppa.. bagaimana kalau anak kita nanti kita beri nama Mai..”yeoja berpipi chubby itu mengemukakan pendapatnya dan mengabaikan tatapan tajam namja yang masih berstatus tunangannya itu.

“Mwo… aniyo.. anak kita harus namja… arraso.”tolak Namja itu tegas. Dan mendapat tatapan dingin yeoja bernama Seo Joo Hyun. “Ara… ara… akan ku usulkan nama itu untuk Nuna, Changmin atau Minho saja, ne?”

“Aishh… menyebalkan.”keluh Seohyun,

“Gomawo.”potong Kyuhyun. “Gomawo telah mewarnai masa kecilku. Gomawo karena dirimu aku mengenal Yuri, memberikanku kesempatan mengisi sisa hidupnya. Mianhae karena itu aku melupakanmu. Jeongmal mianhae Seo, membuatmu meragukan keputusanku.”

“Aku tahu…”balas Seohyun dengan evil smile miliknya.

“Mwo…! Aish..”keluh Kyuhyun tak percaya. Rangkaian kata yang disusunnya hilang dengan dua kata dari mulut yeojanya.

“Saranghae, Cho Kyu Hyun..”teriak Seohyun keras.

“Na do Saranghae, Cho Joo Hyun…”balas Kyuhyun tak kalah keras.


END

Gimana? Masih aneh? Mianhae… ini yang bisa ku buat…

Ceritanya, sebelum ketemu Yuri, Seo unni udah kenal sama Kyu Oppa. Mereka malah udah agak deket.  Ya karena suatu alasan mereka terpisah. Dan Kyu mikir Yuri itu Seo… anak kecilkan biasanya suka apal muka doing lupa nama.. dan terjadilah pada mereka…

Akhirnya kelar juga cerita nya... hihihi...
yah meskipun masih banyak keanehan disana-sini....

0 komentar: