“Ayo Yuu katakan..”paksa seorang gadis pada temannya. Dia mendesak
sahabatnya untuk menceritakan beberapa hal yang sudah dilewati sahabatnya saat
mereka terpisah.
“Apa yang harus aku ceritakan? Kau sudah lihat keadaanku sekarang kan?”balas
gadis yang bernama Yuri. Sikapnya itu seakan menunjukan bahwa sebenarnya Yuri
enggan menceritakan apa yang terjadi.
“Bagaimana bisa ?? Bagaimana bisa kalian menikah tanpa cinta??? Kau ...
Kau sekarang mengandung anaknya???”Yuri hanya diam mendengar keterkejutan
sahabatnya, Sila. Hal yang disembunyikannya pun cepat atau lambat akan terbuka juga
seiring berjalannya waktu.
Sementara Sila masih shock dengan keadaan sahabatnya itu. Baru 6 bulan
mereka terpisah tapi sudah banyak kejadian yang berharga yang terlewati. Sila sangat
tahu bagaimana prinsip dan keras kepalanya Yuri dengan keputusannya. Tapi
karena satu alasan Yuri bisa berubah drastis.“Alasan konyol apa yang kau
katakan itu Yuu?? Saat itu kau pasti sedang marahkan saat mengambil keputusan
itu. Benarkan.?”
Dan lagi, Yuri hanya diam. Tak ada anggukan atau gelengan kepala sebagai
isyarat untuk jawaban.Sekalipun dia berbohong Sila akan sangat tahu kebohongan
itu. Karena Sila akan membuatnya terpojok dan memaksanya untuk menceritakan
apapun yang menjadi kebohongannya itu.
“Kenalkan aku padanya.”kata Sila mengakhiri. Masalah pribadinya membuat
ia lelah. Dan dia tak ingin menambahi kerja otaknya tentang rahasia Yuri saat
ini.
“Akan ku atur kapan waktunya.”balas Yuri simple kemudian meninggalkan
Sila sendirian.
“Kau bahkan membuatku tak berarti saat ini Yuu. Seberapa
besar dia mempengaruhimu saat ini.”gumam Sila sambil
memandangi punggung Yuri yang perlahan hilang.
***
Flashback
“Aku punya penawaran menarik untukmmu.”
“Semenarik apa sampai kau menawarkannya untukku Tuan?”
“Menikahlah denganku. Berikan aku anak laki-laki dan
akan ku berikan yang kau impikan itu. menjadi pemegang saham di tempat itu
bukan?”
Flashback Off
Kilasan-kilasan itu masih terngiang di otak Vian. Kenapa bisa dia
melakukan sebuah penawaran dengan seorang yang kini mulai ia cintai? Alasan kenapa
dia melakukan penawaran itu karena orang itu.
Vian Sedikit terkejut saat kedua tangan memeluknya dari belakang. Tangan
yang halus dan hangat yang membantu dia melupakan masalahnya. Namun kilasan
tentang wanita yang kini sudah berstatus istrinya membuat dia memaksa
melepaskan rangkulan tangan itu.
“Aku sudah mempunyai istri dan akan memiliki anak.”katanya dengan nada
tegas pada wanita yang kini sudah duduk di depannya.
“Aku tahu itu hanya sebuah penawarankan?”balas wanita itu dengan
senyuman menggoda. Vian sedikit terkejut dengan ucapan wanita itu. Dia menatap
dalam wanita yang ada di hadapannya.“Darimana kau tahu?” Tatapan tajam Vian di
balas dengan senyuman yang sangat menggoda.
“Tak penting darimana aku tahu, Sayang.”balas Anggun, nama wanita itu. “Setelah
anak itu lahir, kalian akan berceraikan? Dan kita akan bersatu bukan? Kau tidak
lupa janjimu itu kan?”lanjut Anggun dengan tajam.Merasa puas dengan ucapannya,
Anggun keluar dari ruangan kerja Vian. Tak lupa ciuman singkat di pipi Vian.
Vian hanya diam menghempaskan badannya pada kursi di belakangnya. Dia
mana mungkin lupa dengan janji yang di buatnya dulu tapi apa semua itu akan
berlaku? Semuanya sudah berubah? Kenapa wanita yang dulu sangat di inginkannya
menghilang dan kini datang hanya untuk mengganggu.
“Aku sudah menyukainya akhh .... bahkan aku kini sudah mulai
mencintainya!!! Sekarang Dia oksigenku! Bagaimana bisa aku hidup tanpa
oksigen??”keluh Vian dengan keras di ruangan khususnya itu. pekerjaan yang
sudah menumpuk tak di hiraukannya. Dia sudah sangat lelah dengan kejadian tadi.
“Kalau begitu pertahankan dia! Tidak akan ada yang bisa memahami anak
itu selain ibu kandungnya sendiri.”ucapan seseorang sontak membuat Vian sadar
dan kembali ke dunia nyata. Sebenarnya dia sangat tahu siapa orang itu tapi isi
dari ucapan orang itu yang membuatnya sangat terkejut.
Bagaimana bisa,? Orang yang menurutnya tak perduli kini mendukungnya
untuk mempertahankan Yuri.“Aku rasa masih ada sedikit waktu untuk membuat
keputusan. Berpikirlah dengan tenang dan buatlah keputusan yang menurutmu baik
bukan menurutmu benar.”Vian hanya tersenyum simpul mendengar nasehat singkat
dari Kakak laki-lakinya itu.
Hubungan mereka memang kurang baik tapi bukan berarti semua rahasia yang
Vian tutupi tak diketahui Kakaknya. Entah cara apa yang membuat Adnan tahu
tentang semua kesepakatannya dengan Yuri.
“Apa kabarmu? Kenapa meninggalkan istrimu yang sedang hamil?”tanya Adnan
yang kini sangat terlihat meminta jawaban. “Aku merindukan adik iparku itu.”
“Kau sangat tahu tentang dia? Kenapa masih bertanya?”jawab Vian dengan
nada ketidaksukaannya. Sedikit cemburu dengan kalimat terakhir yang dikeluarkan
Adnan. Selain Adnan Kakak laki-lakinya dia juga adalah cinta pertama Yuri. Dan itu
merupakan alasan terkuat kenapa dia sangat cemburu dan tidak mengajak Yuri ke
tempat ini.
“Dia bahkan memiliki banyak kelebihan. Kenapa alasan
tidak masuk akal itu membuatku jadi bagian hidupmu saat ini!”
***
Yuri berjalan perlahan ke ruangannya. Hari ini dia banyak memeriksa
pasien dan membuatnya sedikit kelelahan. Di rebahkan tubuhnya pada sofa biru
itu dan pelahan memejamkan matanya.
Bahkan saking lelahnya, dia tak sadar ada seseorang membuka pintu
ruangannya dan berjalan pelan ke arahnya. Kemudian mensejajarkan tubuhnya
dengan Telinga kiri Yuri. “Dokter Yuri, apa aku bisa menjadikan istrimu?”bisik
lelaki itu dengan nada menggoda.
Mendengar bisikan itu membuat Yuri terbangun dan memandang tajam lelaki
itu. “Apa maksudmu?”kalimat yang sebenarnya sudah Yuri tahu jawabannya. Dia hanya
ingin memastikan bahwa orang ini benar-benar meremehkannya.
“Aku ingin menikah denganmu. Bukankah kalimat yang sama dengan tawaran
Kakaku?”
PLAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKKKKKKKKKK
Tamparan keras mendarat di wajah lelaki itu. Yuri tidak mudah membuat
bekas merah di pipi seseorang. Dia melakukan itu hanya karena alasan tertentu
yang membuat dirinya diremehkan. Dan kini orang yang meremehkannya adalah
saudara dari suaminya sendiri. Itu yang membuat emosinya tak terkendali.
“Apa aku salah bicara??? Kenapa Kakakku bisa menawarkan dengan begitu
mudah sedangkan aku tidak??”tanya lelaki itu dengan tajam. Mulai mendekat pada
Yuri yang duduk lemas di sofa. Tenaganya belum kembali pulih di tambah sebagian
lagi sudah di keluarkannya saat menampar orang itu. “Aku tahu semuanya Nona
Yuri!”
“Sekarang aku Kakakmu! Bisa kau sedikit menghargaiku!”
“Berapa uang untuuk itu? Apa dengan sebagian aset yang ku miliki bisa
membeli itu?? aku rasa sangat banyak dengan tawaran konyol Kakakku itu!”
“Pergilah. Aku tak ingin berdebat denganmu, Rio.”
Senyuman kemenangan terukir di wajah manis Rio. Dia sangat suka menggoda
dan meremehkan wanita yang ada di depannya. Entah sejak kapan sifat dinginnya
selalu muncul dihadapan gadis yang kini secara sah masih menjadi istri dari
Kakaknya.
Kalau ingin protes! Katakan saja pada takdir! Rio adalah teman sekelas
Yuri sejak SMP sampai SMA. Bukankah itu takdir? Mereka tak pernah melakukan
kesepakatan seperti Vian. Meskipun Rio bukan Cinta pertama Yuri. Tapi setiap
kesempatan membuat mereka selalu bertemu dan itu yang membuat Rio secara
sembunyi mengagumi Yuri.
Kenapa takdir Yuri bukan dirinya? Kenapa kedua kakaknyalah yang menjadi
bagian terpenting di hidup Yuri. Kenapa hanya dia yang di anggap teman dan adik
ipar saja? Keirian itulah yang membuat Rio memberontak. Takdir tak lagi
dipercayainya. Dan kini menjadi hal terburuk yang akan di hadapi jika mendengar
nama itu. Yuph. Bagi Rio, TAKDIR adalah password kesialannya.
“Aku bahkan belum bertindak untuk menggapaimu. Aku pecundang
yang telah kalah sebelum memulai.”
***
“Ini baik untukmu.”kata seseorang yang membuyarkan lamunan seorang
wanita yang duduk diam di taman yang sepi.
“Kau bahkan memperlakukanku lebih baik setelah aku meninggalkanmu.”balas
wanita itu dengan senyuman lembut. Meskipun bukan dengan nada penyesalan tapi
terlihat jelas ada rasa bersalah dalam kalimat itu.
“Apa kau menyesal?”tanya lelaki itu dengan lembut. Wanita itu hanya diam
dan mengalihkan pandangan ke arah lain. “Kembalilah padaku. Aku pasti
menerimamu kembali Yuu. Kau tahu itu bukan?”lanjut lelaki itu dengan nada
tegas.
Hanya mereka yang tahu arti dari kalimat itu. Keduanya diam dengan
pikiran masing-masing. Namun segera di tepis kenangan masa lalunya. Yuri tahu
akan ada banyak masalah jika mengingat masa lalu itu. Dia kini memandang sendu ke arah lelaki itu. “Aku
tahu itu,”
Terlukis senyuman manis dari wajah lelaki itu. Setidaknya dia masih ada
dan tersimpan hangat di memori gadis di hadapannya itu. Yuri adalah cinta
pertamanya begitupula dengan Yuri. Namun karena alasan konyol itu semua berlalu
dengan mudahnya. Dan kini cinta pertamanya sudah menjadi istri dari adiknya
sendiri.
“Pulanglah. Tidak baik untuk kesehatanmu.”kata Adnan dengan nada
membujuk. Dan itu akan sukses membuat Yuri patuh dan menurut, “Aku tahu kau
dokter. Berhentilah menatapku seperti itu Yuu.”
Tatapan sendu itu kini berubah menjadi senyuman hangat dan tulus. Jurus terjitu
yang membuat semua orang dengan mudah ikut tersenyum. Dan itu hanya dimiliki
oleh gadis bernama CRYSTALICA MAYURI.
Sesampai dirumahnya. Yuri mengarahkan tubuhnya ke sofa empuk di ruang
TV. Kelelahan dan kejadian hari ini cukup membuat keadaanya menurun. Di saat
seperti ini Yuri sangat merindukan orang itu.
“Aku tak perlu menasehatimu banyak hal.”kata seseorang yang kini duduk
di sebelah Yuri. Ya. Orang yang dirindukannya kini sudah ada di hadapannya. Siapa
lagi kalau bukan Vian. Suami yang kini mulai dicintainya. “Tapi aku sangat
memaksamu mengurangi kegiatanmu di RS. Ingatlah, bukan hanya ada dirimu sendiri
di tubuh itu tapi juga ada anakku.”
“Boleh aku meminta satu permintaan?”kata Yuri mengalihkan pembicaraan.
Vian hanya menggeleng dan menatap Yuri meminta kelanjutan omongannya. “Jangan akhiri
hubungan ini! Kau boleh mengambil semua yang kau beri padaku. Tapi tolong
jangan pisahkan aku dengan anak ini. Aku membutuhkannya.”
“Kau tahu konsekuensinyakan?”
“Aku terima. Tapi tolong jangan pisahkan kami. Sekalipun aku hanya di anggapnya
sebagai baby sitternya nanti.”
***
“Aku tahu rasanya. Dan aku tak ingin malaikat kecilku ini merasakannya
juga. Cukup hanya aku dan Ibunya yang mengalaminya. Malaikatku ini harus
merasakan keutuhan keluarga. Dicintai dan di harapkan oleh orang tuanya. Aku mungkin
bukan Ayahnya yang sempurna tapi aku akan selalu belajar menyayanginya dengan
setulusnya.Karena aku sangat menyayangi malaikat kecilku ini.”
0 komentar:
Posting Komentar