Kehilangan yang menyedihkan itu ketika kita tak bisa
melakukan apapun ketika orang yang paling berharga dikehidupan kita pergi untuk
selamamnya. Sungguh benar, Kuasa Tuhan tak ada yang menandinginya, sekalipun
usaha dari berbagai orang yang membantu dan mempunyai kemampuan melebihi yang
lain tetap tak akan ada yang mampu mengubah suratan takdir yang ditulis apik
oleh Sang Pencipta.
Meskipun kejadian itu sudah lama, tapi kecelakaan
singkat yang ada di depan mata tak juga bisa berlalu. Ingin rasanya membenci
takdir, memaki banyak orang yang disana, bahkan menghukum mati Si penabrak.
Tapi sayang, tak akan ada yang mampu membuat orang yang meninggal kembali
bersama kita.
“Sungguh, aku
ingin membencimu, Tuhan. Mengatakan banyak kata maki dihadapanmu. Tapi itu
malah akan membuatku membenci diriku sendiri. Sebenarnya itu makian yang aku
ingin katakan pada diriku, tapi aku ingin mencari orang yang bisa aku salahkan
dari semua kejadian yang aku alami.”
***
“Selamat ulang tahun, sayang.”bisik seseorang dari
sebelah tempat tidur, ia membangunkan seseorang yang dihadapannya, yang
terlihat lebih muda darinya. Terlihat dari wajahnya bahwa dia sangat menyayangi
gadis itu, bukan sebagai laki-laki kepada wanita. Tapi sebagai seorang kakak
kepada adiknya. “Hei, ayo bangun. Susah banget sih bangun aja.”tambah seseorang
yang berada di tempat yang lain dari orang pertama. Terlihat bahwa keduanya
mempunyai sikap yang jauh berbeda, tapi satu yang membuat keduanya sangat
mirip. Sama-sama menyayangi saudara perempuan mereka satu-satunya itu.
“Sudahlah, taro saja kue sama kado kalian di meja
itu.”kata wanita yang dari tadi memperhatikan dua kakak beradik itu. Ia kasihan
pada keduanya, tapi mau bagaimana lagi. Crystal,
keponakannya memang sulit dibangunkan bila sudah lelah. “Ayo istirahat, besok
kalian banyak kegiatankan.”
“Terimakasih.”kata Crystal setelah tak ada orang lagi
disekitarnya. Kemudian meniup api yang masih menyala di kue tersebut. Tak lupa
dia berharap dahulu sebelum api itu padam. “Ini pertama kalinya aku tak
merayakan bersamamu.”ucapnya lagi. Dengan perlahan, ia membuka kado yang sejak
tadi berharap minta dibuka. Ia tak terkejut tapi juga tak mengiranya. Kado yang
dulu ia harapkan bahwa Mamanya yang akan memberikan dan mengatakan selamat yang
pertama kali. Semua itu hanya sebuah pengharapan yang tak akan nyata.
Neo gateun
saram tto eopseo juwireul dureobwado geujeo georeohdeongeol odiseo channi Neo
gatchi joheun saram neo gatchi joheun saram neo gatchi joheun ma eum neo gatchi
joheun seonmul.
Suara yang
sudah menjadi nada sambungnya beberapa minggu terakhir. Ia tak berniat mengangkatnya,
tapi nada itu akan terus berbunyi sampai ia menjawabnya ...
“Hallo.”singkat Crystal
“Selamat ulang
tahun ya, Peri kecil Papa, Maaf yah Papa tidak ada disana. Tapi setelah urusan
disini selesai, nanti kita pergi liburan bersama”katanya dengan nada menyesal.
“Tidak apa, Papa ingat saja aku sudah senang.”jawabnya
menenangkan.
“Apa yang kamu
butuhkan saat ini?”balasnya dengan
nada membujuk.
“Tidak ada. Hanya ingin Papa cepat pulang.”katanya
dengan sangat lembut.
“Baiklah. Akan
secepatnya Papa pulang. Sudah ya, selamat tidur kembali, Sweety.”katanya dengan nada menyesal yang dalam. Ia tahu
membujuk sepertu apapun, tak akan merubah jawaban putrinya.
Drrerttt ....
Drretttt. Ada 2 pesan yang sudah dari tadi
minta dibaca. Yang pertama ..
“Selamat ulang
tahun ya, semoga semua harapan dan keinginan dari Risha Crystal bisa terwujud.
Amien. Semoga semua kesedihanya terbang dibawa angin dan kebahagiannya cepat
datang.”
“Semoga
mendung itu cepat berlalu, dan pelangi indah itu segera datang. Selamat ulang
tahun.”
Sebenarnya isi pesan dari keduanya sangat berkesan
untuknya. Yang pertama dari sahabatnya, Sila.
Dan yang kedua dari seseorang yang membantunya menjalani hari dengan lebih
baik. Tapi ternyata kebaikannya tak bisa mengetuk hati Crystal yang sudah di
isi orang lain.
***
“Tidak mengucapkan selamat padanya?”kata seorang cewek
yang menatap lembut cowok dihadapannya. Ia sudah paham jelas sifat adik
laki-lakinya yang satu ini. Ia bahkan sudah tahu reaksi apa yang akan ia
terima. Tapi sebagai kakak yang baik, ia hanya ingin membuat suasana di meja
makan ini sedikit lebih hangat. “Anggap saja, ucapan sebagai teman.”katanya
lagi dengan wajah lebih lembut. Tapi hanya tatapan tajam dan menusuk itu yang
ia terima.
“Kamu bisa mewakilkannyakan. Terimakasih.”balasnya
dengan wajah yang sudah berubah. Ia kemudian melanjutkan makannya yang sempat
tertunda. “Hei Yuji, sejak kapan ada ucapan lewat perwakilan. Tidak usah
berpikir untuk menelpon, bisa smskan? Sebaiknya tarik kembali ucapan
terimakasihmu itu. Aku pergi.”balasnya tanpa menunggu respon Yuji.
“Kamuu seperti menghipnotisku”katanya dengan pelan,
seperti berpikir kembali dengan ucapannya. Nuna malah sangat puas dengan reaksi
adiknya itu. Dengan santai ia membawa mobil kesayangannya itu berbaur dengan
pengendara lainnya di jalan raya.
!5 menit kemudian,
di kelas 2.1
“YUJIIIII”kata
temannya sedikit berteriak, ketika tak ada tanggapan. Meskipun 5 jari sudah
melambai di depan matanya, kalau alam bawah sadar Yuji tak berminat sadar. Mau
bagaimana lagi?
“Sepertinya dia tidak masuk yah, padahal sudah ku
bawakan kado.”ucapan teman-temannya dari jauh malah membuyarkan lamunan Yuji.
Ia sangat tahu kado yang teman-temannya berikan itu untuk siapa,? siapa lagi
kalau bukan cewek itu. Semua cowok normal pasti akan tertarik padanya, mungkin
hanya dia yang masih menimbang perasaaanya.
“Udah sadar, Ji.”kata temannya asal, ia sudah capek
membangunkan temannya itu dari lamunannya. “Bolos yuk?balas Yuji yang menatap
temannya itu. “Ogah, bulan ini udah tiga kali nggak masuk kelasnya Bu
Amara.”protes Dio, ia juga capek
mengikuti kemauan temannya yang terkadang egois itu. “Baru tiga kali, belom
juga dapet SP. Ayok lah, bosen dengerin dia cerita.”bujuk Yuji dengan tatapan memohon.
“Sekalipun seorang Yuji ngemis di kaki Dio pun, no
kabur hari ini.”jawab Dio yakin. Sejak kapan Dio punya pendirian? Jawabannya
pasti sejak anak baru itu di sekolahnya, siapa lagi kalau bukan Crystal! Cewek
bermata biru yang akhir-akhir ini menjadi berita heboh di SMA NUSANTARA.
“Dia nggak masuk!”ejek Yuji, dia kembali dengan
pikiran awalnya menulis kemudian dihapus lagi, pikiran dan hatinya sedang tidak
satu jalan. Dio hanya menatap ragu, sebenarnya ia ingin membantu tapi
diurungkan niatnya saat cewek yang ia tunggu datang.
Semua temannya menyapa ramah begitu juga Crystal, ia
membalasnya sangat ramah dan sedikit tersenyum. Itu yang menambah kesan unik
diwajahnya yang memang sangat cantik. Tak ada kata bosan untuk memandang tiap
menit wajah itu. Yuji hanya diam dan mengurungkan niatnya untuk memberi ucapan,
namun kata-kata itu terlintas di otaknya sehingga ia membuka ponselnya dan
dengan cepat mengirimnya.
From : Ryuji ^^
“Tidak usah
tersenyum kalau itu sulit, itu hanya akan buat anda terlihat hidup tapi tak ada
artinya. Coba katakan saja terimakasih, setidaknya itu lebih baik dan akan
terlihat lebih manis. Selamat Ulang Tahun”
Crystal yang membacanya sedikit terkejut. Ia tidak
terlalu yakin kalau orang yang ia harapkan itu akan mengucapkan selamat
padanya, setidaknya Tuhan menunjukan kalau awan mendung itu akan cepat pergi.
From : Ryuji ^^
“Ini lebih
menarik dari yang tadi”
Lagi, itu malah membuat wajah Crystal sedikit berubah.
Entah kenapa sikapnya bisa berubah cepat kalau berhadapan dengan cowok yang
mempunyai 2 kepribadian itu.
Dengan puas Yuji menyimpan ponselnya di saku
celananya, setidaknya hanya itu yang bisa ia katakan. Dan sekali lagi beranggapan
Nuna memantrahinya.
From : Cryst@l
“Hari ini
yang ulang tahun tidak terima penolakan, pulang sekolah nanti, antar aku
bertemu Mama.”
Pesan singkat itu membuat Yuji menunggu Crystal agak
jauh dari gerbang sekolah. Hari ini semua murid dipulangkan lebih cepat,
sebenarnya tak ada kegiatan yang penting, karena berhubung ada acara PENSI minggu
depan dan ada perlombaan kebersihan antar kelas maka semua penghuni harus
membantu acara itu agar terlaksana.
Bukan karena ingin disembunyikan tapi memang keduanya
tak pernah mau terlihat akrab di depan yang lain. Bukan juga karena ada
hubungan khusus, tapi memang mereka malas menjawab tuduhan atau ocehan
teman-teman mereka.
“Ayo.”ajak Crystal yang memasang tampang lugu. Ia
tahu, Yuji paling benci disuruh menunggu, sekalipun itu hanya 5 menit.
“Dasar Nona telat. Tidak ada ya niat untuk
mengubahnya?”jawab Yuji sambil menjalankan mobilnya. “Hei, hari ini aku tidak
terima protes.”jawab Crystal tegas. Ia memasang headset dan menyetel lagu
kesayangannya. Melihat itu Yuji hanya mengumam. “Dasar Nona. Selalu saja
seenaknya.”gumamnya sedikit keras, membuat Crystal sedikit tersenyum.
Sesampainya di pemakaman umum, Yuji hanya diam melihat
Crystal turun tanpa sepatah katapun. Ini sudah kedua kalinya ia mengantar
Crystal ke tempat yang sama. Kali ini ia tidak duduk diam di mobil seperti biasanya,
ia berjalan pelan mengikuti Crystal ke tempat terakhir Mamanya itu. Dan
berhenti di jarak yang cukup, agar tak mengganggu ritual Crystal.
“Apa kabar,
Mah? Bagaimana? Apa perubahanku bisa membuatmu sedikit tersenyum disana. Aku
sudah mulai berteman baik dengan orang disekelilingku. Setidaknya ada hal yang
baikkan? Hari ini Papa menjanjikan liburan, hal yang terkesan jarang dia
ucapkan tapi selalu ditepati. Semoga semua berjalan baik. Aku merindukanmu,
Mah.”kata Crystal dengan suara
yang sangat lembut. Ia tak mau orang lain dengar, khusus ucapan itu untuk
Mamanya meskipun tidak ada jawaban yang membuatnya puas atas laporan itu.
Sebenarnya ia tahu ada langkah kaki yang mendekatinya,
tapi dibiarkan saja tanpa reaksi agar tahu apa yang di inginkan oleh temannya
itu.
“Selamat siang, Tante. Ini yang kedua kalinya aku
kesini tanpa menyalamimu, jangan salahkan aku, marahi saja dia, Tan. Dia tak
pernah mengajakku berbicara padamu. Bahkan dia selalu menyuruhku dengan
wajahnya itu mana mungkin aku bisa menolaknya. Ayolah, Tan. Jangan membantunya
meluluhkan aku dengan kemauannya yang aneh.”kata Yuji tajam sambil menatap
nisan itu. Ia tak membutuhkan jawaban, ia hanya membantu temannya itu bangkit dari
kesedihannya yang mendalam. “Oia Tan, bilang padanya, jangan membuatku belajar
ektra dengan mengulangi pelajaran yang sama tiap akhir minggu.”
“Hei Ryuji. Sejak kapan kamu boleh mengatakan hal
itu!”kata Crystal memasang tampang sinis. “Mah, aku pulang.”kata Crystal
mengalihkan tatapan Yuji yang lebih memasang wajah dingin dan tak bersahabat. Kemudian
ia berjalan meninggal temannya itu yang kini malah duduk di makam Mamanya.
“Yuji janji sama Tante. Ini terakhir kalinya dia
bersikap seperti itu.”katanya yakin sambil senyum penuh kemenangan. Sepertinya
sudah banyak rencana yang ada di otaknya hanya perlu waktu untuk
merealisasikannya. “Ayo cepat, aku masih punya banyak tempat yang harus
dikunjungi hari ini.”kata Crystal sedikit berteriak.
“Lihatlah Tante, dia sudah punya sifat marah yang
manis.”kata Yuji yang mendengar teriakan Crystal kemudian berlari menghampiri
Crystal yang sudah hampir sampai di mobilnya.
***
Rumah yang kelihatan asri itu banyak meninggalkan
kenangan di dirinya. Banyak juga memberikan luka yang mendalam dan sulit
dilukiskan. Sila sudah siap dengan pilihannya, tidak semua barang-barang
kesayangannya dia bawa. Hanya beberapa yang di anggapnya penting dan wajib
harus dibawa. Kemudian ia memandang foto 5 tahun yang lalu, saat pertama
kalinya ia dan keluarganya datang ke sini. Tapi itu hanya sebuah kenangan yang
sebentar lagi harus dilepaskannya.
“Kalau sudah siap, kita berangkat, Sil?”ajak Mamanya
yang sudah siap menjalankan mobilnya. Ia yakin anak pertamanya itu sulit
memilih dan enggan keluar dari rumah ini. “Nanti kita ketinggalan
pesawat.”katanya lagi, berusaha memaksa dengan lembut.
“Hati-hati ya, Kak. Jaga Mama yah.”kata Mei, yang bersikap kuat. “Liburan nanti
ajak Mama kunjungi aku ya.”lanjutnya sambil menatap kakaknya yang terakhir kali
sebelum pergi.
“Ayolah Sila.”kata Mama sedikit keras. “Jaga dirimu
baik-baik, Mei.”lanjutnya kemudian menyalakan mobilnya. Tanpa ada ucapan selamat
tinggal, Sila langsung naik ke mobil yang akan membawanya pergi jauh dari sisi
adik dan Papanya.
***
Belum juga istirahat, ia harus melawan waktu agar
sampai di bandara dalam waktu 30 menit. Sebenarnya tadi sempat menyepelekan
taruhan dari temannya, apalagi nilai taruhan itu yang selama ini diinginkannya.
Sayangnya, semua itu terhempas percuma melihat banyak kendaraan didepannya yang
menunggu antrian. Yuph, perbaikan jalan itu membutuhkan extra waktu untuk
melewatinya. Dan 10 menit terbuang percuma.
“Namanya Naysila.”kata Crystal memecah keheningan. Ia
tak perduli dengan tatapan tajam orang disebelahnya. “Katanya akan tinggal di
daerah Kembangan.”lanjutnya tanpa menoleh ke orang sebelahnya.
“Hah!! Dari tadi maksud kamu apa?”katanya dengan wajah
bingung. Sebenarnya ia sudah tahu maksud dari percakapan sepihak itu, tapi
berhubung keadaan ini jarang terjadi, membuatnya sedikit mencari suasana bagus
untuk bisa lebih mengenal gadis manis yang sulit mengatakan isi hatinya.
“Ish.. susah banged ngomong sama cowok bodoh
ini.”gumam Crystal agak keras. Membuat Yuji sedikit menyesal dengan jawabannya
tadi. “Jam berapa dia sampai?”kata Yuji datar, seolah tak mendengar gumaman
Crystal yang mengejeknya tadi. “Jam 5 sore. Dia masih perjalanan ke
bandara.”kata Crystal pelan. Tapi membuat Yuji duduk terpaku mendengarnya,
sekarang masih jam 3 sore, harus sampai bandara hanya dalam waktu 30 menit tapi
disana harus menunggu hampir 2 jam.
Ryuji POV
Ini namanya ajak perang. GILA!!! Sekarang jam 3 sore
dan harus sampai 30 menit sampai di bandara. Dan disana 2 jam terbuang pecuma.
Tapi rasanya aku sendiri yang lebih bodoh. Selalu bilang ‘iya’, apapun yang dia
mau. “Dasar bodoh.”gumamnya pelan. Ia ingin sekali membuat gadis disebelahnya
menyesal dengan sikapnya ini. “Bisa gantian nyetir nggak? Perutku mual nih,
tadi dikelas kayaknya salah makan deh.”kata Yuji meringis sakit. Ia memegang
perutnya dan membuat raut wajahnya seperti orang sakit.
“Jangan bercanda. Mobil di depan sudah jalan tuh.”balasnya
sedikit gugup. Tapi tak membuat Yuji menyerah, ia terus mengerang memegangi
perutnya. “Kamu serius yah. Ki ..kita gantian yah.”katanya lebih gugup dari
tadi. Dengan cepat ia keluar dan memutar ke tempat duduknya Yuji. “Hahaha..
kita satu sama Nona.”kataku melihat kepanikannya.
“Tadi kamu makan apa emang?”katanya lagi sambil
memperhatinkanku dengan lebih detail. Ia memegang keningku. “Yang sakit perutku
bukan keningku.”kataku yang tahu jelas maksudnya itu. “Aku mau tidur
dulu.”lanjutku lalu menutup mata. “Akhirnya bisa istirahat juga.”batinku
tenang.
Crystal POV
Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Di jalan
seperti ini mana ada apotik atau toko obat. Aku tahu rasanya sakit diperut itu
bagaimana, aku punya penyakit magh yang cukup menyakitkan. Akh iya, 2 meter
dari sini ada supermarket. Terlihat tak ada kemajuan dengan mobil di depanku,
aku turun dari mobil tanpa membangunkannya, dengan cepat aku berjalan di antara
mobil yang terjajar rapi seperti ada kontes mobil terpanjang di dunia. Dengan
langkah cepat aku mengambil air mineral, roti dan obat magh yang biasa aku
makan. Kemudian mencari mobil yang tadi membawaku kesini. BODOH!! Aku lupa
warna dan plat nomornya.
Dan membutuhkan lebih dari 5 menit untuk menemukannya,
kalau bukan karena klakson dari mobil di belakangku itu tak mungkin bisa
kutemukan dengan mudah. Setelah menjalankan mobilnya ke tempat yang pas, aku
bingung harus membangunkan atau membiarkannya saja, biar dia bangun sendiri.
Tapi bagaimana kalau lambungnya tambah perih. “Ahh.. kenapa jadi seperti
ini.”keluhku sambil menjedotkanku ke stir mobil di depanku.
“Kamu kenapa?”katanya mengagetkanku. Sepertinya
keluhanku membuatnya terbangun. “Ini.. tadi aku beli di supermarket.”kataku
sambil memberikan belanjaanku tadi. Wajahnya malah berubah jadi aneh dan itu
terlihat menyebalkan. Tapi diterima juga, ia tak banyak bicara dan langsung
memakan pemberianku tadi. Kemudian melanjutkan istirahatnya lagi. Baguslah,
setidaknya aku tak membuatnya mati kesakitan. “Terimakasih.”katanya pelan. Tapi
itu membuat hatiku lega dan sedikit senang. Perasaan apa ini? Jangan, jangan
sampai aku lebih menyukainya dari sebelumnya. Sadar CRYSTAL!!! Yuji tidak
pernah menyukaimu.
0 komentar:
Posting Komentar