Sebelumnya ::
“Kamu kenapa?”katanya mengagetkanku. Sepertinya
keluhanku membuatnya terbangun. “Ini.. tadi aku beli di supermarket.”kataku
sambil memberikan belanjaanku tadi. Wajahnya malah berubah jadi aneh dan itu
terlihat menyebalkan. Tapi diterima juga, ia tak banyak bicara dan langsung
memakan pemberianku tadi. Kemudian melanjutkan istirahatnya lagi. Baguslah,
setidaknya aku tak membuatnya mati kesakitan. “Terimakasih.”katanya pelan. Tapi
itu membuat hatiku lega dan sedikit senang. Perasaan apa ini? Jangan, jangan
sampai aku lebih menyukainya dari sebelumnya. Sadar CRYSTAL!!! Yuji tidak
pernah menyukaimu.
Aku masih ingat ucapannya waktu itu. Mungkin tepatnya
setahun yang lalu, Mama dan Tante Dina, mamanya. ingin menjodohkan kita dan
dengan tegas dia menolaknya. Sekalipun dengan suara lembut tapi itu terasa
menyakitkan, belum dijalani tapi dia sudah menolak mentah-mentah. Penolakan itu
awal dari sikap dinginnya padaku, dia selalu menghindar setiap aku menemani
Mama mengunjungi rumahnya. Pernah Tante Dina memaksanya mengantarkanku, dengan
terpaksa ia mau tapi di tengah jalan ia menurunkanku dengan alasan ada urusan
penting. Akibatnya, aku harus menunggu 2 jam, karena di daerah itu jarang ada
kendaraan umum yang lewat. “Jangan pernah
menyukaiku, sudah ada orang yang mengisi hatiku. Aku harap kita saling
mengerti.”katanya sebelum menurunkanku. Semenjak itu, aku selalu menolak
bertemu dengannya, paksaan atau rayuan Mama tak akan membuatku mengatakan
‘iya’.